Teman Paling Teman di Keadaan Sulit
Karya: Labibatun Nisa’
Siang itu, matahari terlalu mengganggu. Membuat panas yang menyengat begitu
saja menyentuh kulit. Membuat Aku dan temanku bernama Raisa ini yang sedang
keluar rumah berusaha menutupi kulit agar tidak terkena serangan matahari. Panas
yang benar benar minta ampun. Sampai sampai
telur mungkin bisa dimasak tanpa minyak. Aku dan Raisa adalah teman dari
TK, SD walau SMP dan SMA berbeda tidak
menghalangi kami tuk membuat cerita persahabatan.
Saat itu kami sedang keluar rumah untuk mencari kulineran. Yang nantinya
dimakan di salah satu rumah kami. Bisa rumahku juga bisa rumah Raisa. Selain
itu jarak rumahku dengan rumah Raisa tidak begitu jauh. Hanya butuh 2 menit
saja. Tetapi kali ini di rumah Raisa. Hal se sederhana ini sudah bisa
menyenangkan pikiran kami.
Sesampainya di rumah, kami langsung memakan makanan yang dibeli. Selang 5
menit berjalan notifikasi handphone kami berbunyi bersamaan. “ Wah apa kamu dimasukkan di grup
whatsapp forum karang taruna Sa?. “ Aku
spontan setelah membuka handphone. “ Iya nih memang sudah waktunya kan ya kita
masuk di forum karang taruna.” lanjut Raisa.
Ternyata notif handphone tadi menunjukkan bahwa kami dimasukkan dalam grup
karang taruna desa. Yang menginformasikan bahwa 2 hari lagi akan mengadakan pertemuan
anggota baru . Aku dan Raisa begitu senang sebab tidak tahu mengapa kita bisa
berjumpa dengan orang orang baru lagi. Sibuk dengan hal hal baru itu yang kami
pikirkan.
Tibalah 2 hari itu. Aku dan Raisa segera bersiap siap mengikuti pertemuan
anggota baru karang taruna yang diadakan setelah shalat maghrib. Acara itu sudah berjalan dengan lancar. Kami
sudah bisa sedikit beradaptasi dengan perkenalan forum tersebut. Hari demi hari sudah kami lalui dengan baik. 1 bulan
berlalu forum karang taruna mengadakan pertemuan lagi untuk membahas struktur
organisasi lebih lanjut. Kami pun turut hadir di pertemuan itu. Tapi kami
sangat dikejutkan ketika tahu bahwa yang datang saat itu hanya orang sedikit. “
Kak, ini yang datang memang sedikit orangnya?” Raisa bertanya pada kakak
senior. “Sebenarnya beberapa hari yang lalu kakak dihubungi anggota-anggota
yang lain, mereka sudah mengundurkan diri tidak ikut dalam forum ini, ada
alasan sibuk inilah itulah, ada juga yang bilang belum berpengalaman organisasi
jadi tidak bisa ikut. Senior senior seperti kakak ini pun juga banyak yang
keluar karena katanya sibuk dengan kerja, tidak bisa bagi waktu dengan forum
ini. Kalian masih bisa ikut kan di forum ini?” kata kakak senior itu meyakinkan
kami. “Bisa kak, masih bisa kok.” Kami menjawab dengan yakin.
Tiba hari minggu. Awan di atas yang sangat
cerah. Biasanya Aku dan Raisa bertemu untuk mencari kulineran lagi. Yang kali
ini masih sama yaitu makan di rumah Raisa. Makan dengan menonton film memang
paling seru. Ibunya Raisa yang bernama Bu Rina juga ikut duduk disamping Raisa
saat itu. Setelah film selesai dan kami membersihkan sampah sampah bungkus
makanan. Bu rina bertanya pada ku. “Kamu ikut forum karang taruna juga? kata Raisa
banyak anggota yang keluar. ”
“iya Bu Rin, saya dan Raisa masih bisa ikut.” Sambungku. “Menurut Ibu,
sudah jangan ikut ikut forum seperti itu juga, toh kalian tidak ada yang
mendampingi, banyak yang tidak ikut, tidak ada yang bisa mengarahkan nanti.” kata
Bu Rina. Tak disangka Aku dan Raisa dilarang untuk ikut forum karang taruna
oleh Bu Rina. Padahal kami yang sudah sangat senang bergabung di forum itu.
Kenapa sih ini? memangnya kenapa jika kita masih ikut serta dalam forum?.
“Bu, tidak masalah bagi kami jika ikut forum banyak anggota yang keluar,
kan masih ada anggota kakak kakak senior yang tersisa.” Raisa meyakinkan ibunya.
“Iya ibu tahu, tapi kakak senior yang kamu maksud itu laki laki, yang perempuan
sudah hanya tinggal kalian kan, katamu Sa. Alangkah baiknya, menurut ibu kalian
keluar saja karena laki laki dan perempuan dilihatnya tidak enak. Bisa jadi
mungkin nanti ada peresmian anggota baru lagi, kalian bisa ikut, jika anggota
nya sudah semakin banyak. Turuti kata Ibu.” Bu Rina dengan tegas berbicara pada
kami. Sambil berdiri meninggalkan kami.
Aku dan Raisa seketika terdiam dan bertatap. Raisa memulai perkataan. “Bagimana
ini? yang ku kira kita akan menikmati forum ini malah jadinya tidak sesuai
dengan harapan, memang apa salahnya ya kita ikut forum, kan tujuan tidak untuk
yang buruk.” Katanya dengan keadaan mata berkaca kaca. “ Turuti saja apa yang dikatakan ibumu
Sa. Kita tidak boleh menghiraukan apa yang dikatakan orang tua, pasti ada
maksud tertentu Ibumu menuyuruh kita keluar dari forum ini. Apa yang orang tua
inginkan pasti yang terbaik untuk anaknya. Kita ikhlaskan saja pasti nanti ada
gantinya. Lebih baik sekarang kita bicara baik-baik pada Kakak senior tentang
pengunduran diri kita.” Sambungku meyakinkan Raisa dengan mata yang sama berkaca
kacanya. “Baiklah, apa yang kau katakan memang benar. Meski mungkin sulit untuk keputusan ini, tapi kita juga harus memahami dan menghormati keputusan orang tua. Toh kita juga sudah dapat pengalaman dan manfaat dari forum itu kan.” kata Raisa yang sudah
mulai tenang.
Akhirnya Aku dan Raisa memutuskan untuk tidak ikut forum karang taruna. Ini
sudah keputusan yang kami pikirkan. Kami ikhlas melakukannya dan tidak
keberatan. Ini pertama kalinya Aku menghadapi masalah bersama teman sebaya ku.
Disini Aku merasa bahwa Aku sangat butuh teman. Rasanya jika dihadapi bersama,
tidak akan terasa berat sekali. Saling menasihati dan memahami satu sama lain
itu sangat penting dalam persahabatan.
Berteman dengan teman sejak
kecil seperti, berteman dengan diri sendiri. Lucu. seru, sedih, tertawa kencang
semua pernah dirasakan. Sejauh ini, Aku memahami definisi teman yang lebih
luas. Contohnya saja dalam masalah tadi bahwa, jadi teman itu tidak yang selalu
kirim pesan setiap hari. Bertemu setiap hari. Tapi, yang saling paham dan kenal
saja. Seperti sejauh apapun kita pergi
ke suatu tempat, dan ketika kita bertemu, tidak ada yang berubah dan tidak
merasa asing. Untuk temanku yang paling
teman.... Terima kasih sudah jadi bagian cerita hidup ini.
Tugas yang dikerjakan sudah bagus. Tetap semangat menulis!
BalasHapus