SI BUNGSU
Oleh : Gita Afrya Suryanti
Di suatu perkotaan, hiduplah seorang bungsu dari 2 bersaudara, Geska
yang sangat dituntut untuk memperoleh nilai bagus yang memuaskan dan
mendapatkan bintang kelas disekolah oleh orang tuanya.
Ujian PAS telah tiba, "kamu harus belajar yang rajin agar nilai
kamu itu bagus semua dan mendapatkan bintang kelas, selama 1 minggu ini kamu
tidak boleh keluar rumah!" bentak ibu, "i-iya bu" jawab Geska
dengan gugup. "Aku sebenarnya capek dituntut kayak gini terus, tapi ya
gimana lagi ini kan juga demi masa depan aku, ayoo Geska semangat!" ucap
kata hati Geska. Setiap hari nya Geska begadang untuk belajar dengan giat dan
sungguh-sungguh disertai do'a yang begitu kuat.
Bel sekolah berbunyi menunjukkan waktu ujian akan segera dimulai.
Keadaan kelas yang tegang terlihat dari raut murid-murid kelas X-1, "Nara,
aku takut nilai ku rendah dan soalnya ini pasti susah banget ya?" kata
Geska ketakutan, "ayo semangat Geska! kita cuma bisa berusaha semaksimal
mungkin dan disertai do'a, pasrahkan semua ini kepada tuhan yang penting kita
sudah berusaha" ucap nara meyakinkan. Lembar soal di bagikan, "waduh,
ini soal-soalnya kok susah banget sih, bismillah Ya Allah aku pasrahkan semua
ini kepadamu" ucap Geska dengan pasrah. Ketika selesai mengerjakan, Geska
tampak cemas dan tidak tenang karena takut nilai ujian nya tidak sesuai dengan
yang ia harapkan.
Setelah 1 minggu melaksanakan PAS, pembagian rapot telah tiba.
Sesampainya ibu di rumah, Geska bergegas bertanya "bagaimana ibu dengan
nilai ku? pasti bagus semua kan ya" tanya Geska dengan penuh harapan,
"halahhhh bagus darimana sih Geska, nilai kamu dibawah KKM semua, kamu
niat gak sih sekolah? ayah kamu capek-capek banting tulang cuma buat ngebiayain
sekolah kamu Geska! bisanya jadi beban keluarga aja sih, kecewa banget ibu sama
kamu Geska. kakak kamu itu jadi in contoh tuh, yang selalu berprestasi dalam
bidang apapun" sentak ibu. Geska tampak terkejut dan sakit hati dengan
perkataan ibu yang selalu membanding-bandingkan dengan kakanya, ia langsung mengurungkan
diri di kamar dan menangis, ia hanya bisa menyalahkan diri sendiri.
Sela beberapa jam kemudian, setelah Geska menenangkan dirinya ia
memutuskan untuk meminta maaf kepada kedua orang tuanya karena tidak bisa
memenuhi apa yang mereka inginkan dan tidak bisa membuat mereka bangga.
"Bu, yah, geska minta maaf karena masih belum bisa membanggakan ibu dan
ayah, Geska janji setelah ini Geska akan belajar lebih fokus, giat dan
sungguh-sungguh supaya Geska bisa jadi kebanggaan ibu dan ayah" ucap Geska
dengan tersendu. "iya Geska, ibu dan ayah juga minta maaf karena terlalu
menuntut untuk mendapatkan nilai bagus, padahal setiap anak mempunyai keahlian
di bidang masing-masing." ucap ibu dan ayah merasa bersalah karena hanya
mementingkan ego.
Tugas yang dikerjakan sudah bagus. Tetap semangat menulis!
BalasHapus