Nama: Nurul Farichatul Aimmah Kelas: XI-IBB
Tugas B.Indonesia: Cerpen
Handphone jadul
Entah sudah berapa kali aku menyuruhnya untuk membeli
handphone baru. Handphonenya itu sudah rusak, baterainya pun cepat melemah,
jauh dari layak
pakai. Meskipun Handphone Ku Bukan keluaran terbaru. Tetapi Kurasa masih
layak dipakai. Aku Juga yakin orang
tua gibran mampu memberikannya yang baru.
Setiap di sekolah
aku selalu memperhatikan handphone jadulnya itu. Handphonenya
Itu sangat mengganggu pandanganku. Bahkan suaranya juga selalu mengganggu pendengaran teman-temanku.
Handphone jadul itu sangat mengganggu semua orang di kelas,
kenapa gibran tidak meminta saja
untuk dibelikan yang baru dan layak dipakai seperti milik zera dan zevania yang begitu bagus dan layak
dipakai.
Pada saat istirahat, aku dan teman-temanku berpikiran untuk
menyingkirkan handphone jadul itu. Aku dan teman-teman berencana mengambil
waktu gibran lengah dari kelas, jadi
kalau saja ia mencarinya dan tidak menemukannya maka ia akan membeli handphone baru.
Untuk mengambil handphonenya tidak memerlukan rencana yang
sulit dan rumit, cukup menunggu dia
pergi ke kantin pasti sudah bisa mengambilnya.
Bel istirahat sudah terdengar, gibran dan teman-temannya
hendak pergi ke kantin, mereka
sudah berada diambang pintu kelas, aku dan teman-temanku saling tatap menatap “yey dia akan pergi ke
kantin,lebih mudah rencana ku untuk mengambil hp jadul itu” itu lah batin ku sambil diiringi senyum sinis.
Duduknya pun tak jauh dari bangku
tempat dudukku jadi lebih cepat.
Setelah pergi ke kantin mereka kembali ke kelas karena bel
masuk jam berikut sudah terdengar,
gibran masih belum menyadari kalau hpnya aku ambil, beberapa jam kemudian waktunya pulang sekolah telah
tiba, kemudian dia menyadari bahwa hpnya
tidak ada, seisi kelas sudah bertebaran pulang kerumah masing-masing tapi tidak dengan gibran ia masih mencari-cari hpnya itu, lalu dia sudah menyerah karena sudah pulang semua dan pintu gerbang
sekolah akan ditutup oleh
pihak sekolah.
Keesokan harinya kembali sekolah seperti biasa, tak lama
gibran datang dan tiba-tiba saja ia
bertanya pada seluruh warga kelas “siapa yang tau handphoneku? Handphone
ku hilang dari kemarin!!!”
Teriaknya pada seisi kelas. Mereka hanya menjawab “tidak tahu” sambil mengangkat kedua bahu mereka
“kalian kan yang mengambil handphone
ku?” tanyanya tiba-tiba padaku dan circle ku. “atas dasar apa kamu menuduh kita mengambil handphone
kamu?” ucapku dengan nada yang agak keras
“karena kalian yang begitu merasa terganggu dengan handphone ku” balas gibran dengan marah, “jika kamu ingin handphone seperti
itu kamu bisa membelinya, lagian handphone itu sudah jadul banget!” tambahnya. Akhirnya aku
pun
mengakui, melihat ia marah seperti itu membuat aku dan circle ku ketakutan “oke memang kita yang mengambilnya, tapi kita punya alasan tersendiri untuk mengambilnya” ucap salah satu temanku. “apa alasan kalian mengambil hp ku, bilang aja kalian ingin hp seperti itu!”
balasnya, “huffftt… kita mengambilnya agar kamu mengganti
hp yang baru dan layak dipakai” ucap zera. “Sekarang
mana handphone ku?” tanya gibran pada kita “kamu masih mencarinya?” “iyalah
aku membutuhkan, papaku tak mau membelikannya sebelum
aku memasuki perkuliahan” jelas gibran, disitu kita
merasa kasihan karena pada umumnya sekolah di
jenjang SMA sudah memiliki handphone yang layak dipakai “memangnya kenapa papa kamu tidak membelikanya?” lontaran
pertanyaanku pada gibran “yah papa ku ingin aku rajin belajar
tidak hp aja” jawab gibran,
disitu kita merasa kasihan dengannya disisi lain kita juga merasa
terganggu dengan handphone jadul itu, “oke akan
aku balikan handphonemu nanti seusai pulang sekolah!” kata ku dengan nada tidak
tega, “beneran ya, awas aja sampai kamu berbohong” “tenang kita akan balikan handphonemu hari ini juga” pekik zera
padanya.
Kriiinggg… bel pulang sekolah sudah terdengar lalu aku menunggu kelas sepi, lima kemudian kelas pun menjadi sepi
tinggal aku,teman-temanku dan gibran yang menunggu
perjanjian tadi, kemudian tak lama gibran menghampiri kita yang sedang menyiapkan sesuatu untuknya “hei, mana
kembalikan handphoneku” ucap gibran pada
kita membuat kita terkejut akan kehadirannya “ini hp kamu” kita memberinya paper bag yang ukurannya kecil “apa ini”
“yah buka aja sekarang” lalu dia membuka paper bag itu, “waaaawww” ucap dia dengan nada yang sangat terkejut
dan menunjukkan wajah yang
sangat senang “ini beneran buat aku?” “iyalah mau buat siapa lagi!” jawabku
dengan nada ikut senang “eh btw hp lama ku dimana?” tambahnya, “udahlah itu hp baru buat kamu
yang layak dipakai untuk sehari-hari sekaligus hadiah ulang tahunmu
yang ke tujuh belas tahun” isi paper bag itu handphone baru untuknya. “Terima
kasih ya, karena kamu udah berbuat baik bangeett aku gak bisa bales
aapa-apa” ucapnya pada kita “santai saja kamu juga teman kita” balas zera. Ia tidak jadi marah karena hp nya sudah
kita ganti dengan hp yang baru,
“semoga handphonenya bermanfaat untukmu” tambahku “pastinya akan ku gunakan dengan sebaik mungkin”
setelah itu pun aku dan teman-temanku berpamitan padanya untuk pulang lebih awal
“kita duluan ya bran, kamu gak mau turun?”
“iya ini aku mau turun, ayo deh sekalian turun bareng” kita menjawab hanya dengan
anggukan lalu menuju parkiran sepeda dan mengambil
sepeda masing-masing.
Akhirnya ia sudah tak memakai handphone jadulnya itu
sehingga tidak ada lagi yang membuat
berisik kelas karena suara hp jadul itu.
Tugas yang dikerjakan sudah bagus. Tetap semangat menulis!
BalasHapus