Apa Itu Menyerah?
Oleh :Ahmad Dzakwan Zaki
"Sepertinya aku harus bekerja" Katanya malam itu. Dia pun mempersiapkan makanan dan perlengkapannya untuk menambang esok pagi. Pagi pun tiba segera ia berpamitan kepada istri dan anak-anaknya dan berjanji untuk membawakan batu permata yang mahal untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Dia pun tiba
di tempat penambangan batu mulia tersebut. Dia pun mulai memukul batu tersebut
dengan beliungnya. Pada pukulan kesembilan ratus dia terlihat penat, tetapi ia
tidak putus asa, ia pun memukul batu tersebut sebanyak seratus kali. Dan dia mulai
mengeluh “Mengapa batu ini tidak pecah? " Keluhnya. Dia pun duduk di
belakang batu itu sembari menyantap makanan yang ia bawa dari rumah.
Selesai
menyantap makanan ia kembali memukul batu tersebut dengan beliungnya. Sampai
pada pukulan yang kelima ratus ia pun menyerah. Hendak membersihkan peralatannya,
ada orang tua yang datang menghampiri batu tersebut lalu memukulnya sebanyak
tujuh kali dan batu itu pun pecah. “Batu ini baru bisa pecah pada pukulan yang
ke-1507” Kata orang tua tersebut.
Tugas yang dikerjakan sudah cukup bagus dan bisa ditambahkan bionarasi sekaligus dikembangkan lagi alurnya. Tetap semangat menulis!
BalasHapus